Selasa, 14 Februari 2012

Laporan bacaan Theologi Perjanjiann Baru

DEKATNYA DAN JAUHNYA ALLAH:
IMANENSI DAN TRASENDENSI
Kodrat Allah adalah sepasang konsep yang secara tradisional disebut sebagai trasendensi dan imanensi Allah. Kedua konsep ini merujuk kepada hubungan Allah dengan dunia yang diciptakanNya. Kedudukan Allah berhubungan dengan semesta alam ciptaanNya itu, maksudnya, sampai sejauh mana Dia hadir dan aktif di dalam semesta alam (imanensi) bertentangan dengan ketidak-hadiran dan penyimpanan-Nya dari alam semesta (trasendensi). Kedua gagasan alkitabiah ini harus dijaga keseimbangannya. Dalam hal ini keduanya adalah sama dengan kasih dan keadilan Allah, yaitu karena pengertian yang benar tentang yang satu diperoleh pada saat kita memandangnya dari sudut pandang yang lainnya. Kalau salah satu terlalu di tekankan sehingga merugikan yang satunya, maka hilanglah konsepsi teistis ortodoks. Kalau imanensi di tekankan secara berlebihan, kita kehilangan konsepsi tentang Allah yang berkepribadian. Sedangkan kalau transendensiNya yang di tekankan secara alkitabiah, kita akan kehilangan pengertian tentang Allah yang aktif.
Kedua konsep ini melibatkan berbagai sifat kebesaran dan kebaikan Allah. Diakui bahwa beberapa sifat Allah itu lebih cenderung menunjukkan transendensiNya, sedangkan yang lain lebih cenderung menunjukkan imanensiNya; namun, pada umumnya transendensi dan imanensi hendaknya dianggap sebagai petunjuk bahwa dengan segala sifatNya, Allah berhubungan dengan dunia ciptaanNya.
IMANENSI
Dasar Alkitabiah
Imanensi adalah kehadiran dan aktifitas Allah dalam alam semesta ini, dalam watak manusia, dan dalam sejarah. Yeremia 23:24 menekankan kehadiran Allah di seluruh semesta alam ini. Kisah-kisah penciptaan dalam kitab Kejadian, tentu saja, sangat menonjolkan ketrlibatan Allah dalam menciptakan alam semesta ini. Dalam Kejadian 2:7 kita membaca bahwa Allah menghembuskan napas hidup ke dalam manusia dan manusia menjadi makhluk yang hidup. Yang di tekankan dalam ayat ini bahwa Allah aktif bekerja dalam pola-pola tetap alam semesta ini. Dia adalah Allah atas alam, atau hukum alam.
Versi-versi Imanentisme Modern
Ø Liberalisme Tradisional
Liberalism Tradisional, dengan berbagai tarat, telah menyaksikan Allah sebagai imanen di dalam dunia ini. Sekalipun liberalism bukan naturalism, keduanya memiliki kecenderungan-kecenderungan yang sama. Misalnya, terdapat kecenderungan untuk beranggapan bahwa Allah hanya bertindak lewat proses-proses alam dan sama sekali tidak lewat hubungan terputus yang radikal dengan alam (lewat mujizat). Golongan liberal senang menerima konsep evolusi sebagai contoh diri karya Allah. Dalam evolusi mereka melihat Allah sedang melaksanakan tujuanNya dengan menggunakan sarana alamiah. Golongan liberal tidak bisa menerima bahwa tabiat asli manusia telah tercemar oleh dosa; malah mereka beranggapan bahwa tabiat manusia pada dasarnya baik dan dapat dikembangkan menjadi lebih baik.
Ø Paul Tillich
Versi imanentisme yang lain adalah Versi Paul Tillch. Tillch tidak menganggap Allah sebagai suatu oknum di antara sekian banyak oknum lainnya. Dalam teisme konversional, Allah adalah oknum yang mahatinggi, yang agung, yang tak terbatas, namun tetap satu oknum di bandingkan dengan oknum yang lain yang terbatas.
Ø Teologi Kematian Allah
Proses ini dilengkapi di dalam diri Yesus. Dengan lahirnya Yesus Kristus di dunia, Allah secara tetap menjadi bagian dari dunia ini. Dengan demikian, kematian Allah merupakan semacam tindakan bunuh diri Allah yang ada sejak dahulu kala itu, yaitu dengan sukarela melepaskan statusNya yang paling mendasar. Allah tidak lagi mempunyaio keberadaan yang terpisah dari manusia. Dengan datangNya Yesus, mulailah sebuah proses pembaruan sifat ilahi, sehingga sekarang terdapat di dalam hidup manusia.
Ø Pokok-pokok Tersimpul dalam pemahaman Imanensi
Dalam Alkitab Imanensi ilahi yang diajarkan terbatas namun, mengandung berbagai iplikasi:
1) Allah tidak terbatas kepada cara bekerja secara langsung untuk mencapai maksudNya
2) Allah dapat saja memakai orang/organisasi yang tidak secar` terus terang bersifat Kristen
3) Kita harus menghargai semua yang telah diciptakan oleh Allah
4) Kita dapat belajar sesuatu tentang Allah dari ciptaanNya
5) Imanensi Allah berarti ada titik-titik di man injil dapat menyentuh seorang yang belum percaya.
TRANSENDENSI
Hubungan Allah dengan dunia adalah transendensiNya.
ü Dasar Alkitab
Transendensi merupakan tema khusus kitab Yesaya. Dalam pasal 55:8-9 kita membaca bahwa pikiran Allah jauh melebihi pikiran manusia. Dengan demikian, transendensi Allah di atas kita harus dipahami tidak sekedar dalam arti kebesaranNya,kuasaNya dan pengetahuanNya, tetapi juga dalam arti kebaikan, kekudusan, dan kemurnianNya.
ü Model-model Transendensi
Tema transendensi Allah­-gagasan bahwa Allah terlepas dari dan bahkan mengungguli alam semesta ini. Dapat ditemukan di seluruh Alkitab.
ü Model Tradisional
Dewasa ini agak sulit dan hampir mustahil bagi orang-orang yang terpelajar untuk memahami transendensi Allah dengan cara demikian. Terdapat dua alas an yang menyebabkan kesulitan ini, yakni pertama bersumber pada kebudayaan umum, dan yang kedua bersifat teologis.
ü Model Karl Barth
Pandangan Barth khusunya terdapat dalam karya-karya awalnya, dan yang paling menonjol adalah tafsiran atas kitab Roma. Dalam bukunya itu Barth menekankan Allah yang tidak dikenal. Allah adalah lain sama sekali, jauh lebih tinggi dari semua dewa lain yang ada pada zaman Paulus dan juga semua dewa ciptaan manusia modern.
ü Model tanpa Ruang sqren Kierkegaard
Sqren; ini banyak hal mempengaruhi Karl Barth. Namun beliau telah mengemukakan beberap cara kreatif dalam mengungkapkan pemahamannya tentang transendensi ilahi. Yang dimaksudkan dengan perbedaan kualitatif ialah bahwa perbedaan antara Allah dan manusia bukanlah sekedar perbedaan tingkat dan juga seperti manusia, melainkan lebih daripada manusia. Pada dasarnya Allah dan manusia merupakan jenis yang berbeda sama sekali.
ü Model sejarah Teologi Pengharapan
Teologi pengharapan tidak memikirkan hubungan Allah dengan dunia berkenaan dengan kosmologi, melainkan memakai model sejarah. Transendensi Allah itu bersifat eskatologis dan tidak berkenan dengan ruang. Allah tidak sekedar hidup di masa lampau serta bekerja dari kejadian-kejadian masa lampau dan lebih tepat kalau dikatakan bahwa Allah tampil pada batas-batas kehidupan dengan keterbukaanNya terhadap masa yang akan datang.
ü Pokok-pokok yang tersimpul dalam pemahaman Transendensi
Beberapa hal terkait dalam doktrin transendensi Allah yang akan mempengaruhi beberapa keyakinan dan tindakan kita:
v Ada sesuatu yang lebih tinggi dari manusia
v Allah tidak mungkin dapat dijelaskan sepenuhnya menurut konsep manusia
v Keselamatan kita bukanlah prestasi kita
v Senatiasa aka nada perbedaan di antara Allah dan manusia
v Rasa hormat merupakan sikap yang tepat dalam hubungan kita dengan Allah
v Kita akan senantiasa mengharapkan tindakan Allah yang benar-benar Transenden.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar