Pendahuluan
……….Tetapi kita mempunyai pikiran dari Kristus (Mesias) dan memegang pikiran (perasaa dan maksud) dari hati-Nya. 1 Korintus 2:16.ANT. Pembaharuan pikiran adalah suatu proses yang membutuhkan waktu. Jangan merasa hancur, sekalipun pikiran kita ada dalam keadaan abnormal bagi seseorang yang mengaku Kristus sebagai jurusalamat. Menyadari suatu masalah ialah langkah pertama menuju kearah penyembuhan. Setiap kita manusia pasti kita sudah mengalami yang namanya pemikiran yang keliru walaupun kita berusaha meruntuhkan pemikiran yang merasuk kita, namun pemikiran itu datang kembali. Iblis dengan gencar berperang menentang pembaruan pikiran kita tetapi penting bagi kita untuk terus mengerahkan diri dan bertekun dalam doa dan penelitian dalam segi ini sampai kita memperoleh kemenangan.
1 Petrus 5:7 mengajar kita bahwa kita mempunyai pikiran Kristus, artinya orang yang menjadi murid Kristus pasti akan berjalan dalam kemenangan.
8. Bilakah Pikiran Kita Normal?.
Dalam Efesus 1:17,18 ANT Paulus berdoa agar manusia memperoleh hikmat dengan diteranginya “mata hati” kita. Mata hati sebagai pikiran. Menurut firman Allah, pikiran dan roh bekerja bersama. Inilah yang harus kita sebut asas dari “pikiran membantu roh”. Asas dari “pikiran membantu roh” ini, marilah kita lihat bagaimana ia bekerja didalam kehidupan orang percaya.
Ø Asas Pikiran Roh
Alkitab, mengajar kita bahwa Roh Kudus mengetahui pikiran Allah. Sama seperti roh seseorang bahwa roh di dalam dirinya sajalah yang mengetahui pikirannya, demikian pula Roh Allah sajalah yang mengetahui pikiran Allah. Hikmat dan penyingkapan itu diberikan kepada roh kita, dan roh kita kemudian menerangi mata hati kita, yaitu pikiran kita. Roh Kudus melakukan ini supaya kita dapat mengerti dengan mudah hal yang sedang diberikan kepada kita secara rohani.
Ø Normal atau Abnormal?
Pikiran yang terlalu sibuk itu abnormal. Pikiran itu normal bila dalam keadaan istirahat-bukan kosong tetapi istirahat. Pikiran janganlah diisi dengan penalaran, kecemasan, kegelisahan, ketakutan, dan yang sejenis lainnya. Pikiran harus tenang, hening dan tentram. Penting untuk dipahami bahwa pikiran perlu di pelihara dalam keadaan normal.
Ø Suara lembut dan Hening
Suatu kamar yang penuh dengan kebisingan, walaupun pesan itu sedang disampaikan, orang yang menantikan pesan rahasia itu akat luput mendengarnya karena ruangan itu terlalu bising sehingga dia tak dapat mendengarnya, begitulah halnya dengan hubungan Roh Allah dan roh kita. Cara penyampaian Roh Kudus itu lemah-lembut; hampir selalu Dia berbicara kepada kita seperti yang dilakukan-Nya dengan nabi dalam nas ini-dengan “suara lembut dan hening”.
Ø Roh dan Pikiran
1 Korintus 14:15,ANT Dalam ayat ini Rasul Paulus menyatakan bahwa dia berdoa dengan rohnya dan dengan pikirannya. Kita mengrti hal yang dibahas Paulus karena kita sering melakukan hal yang sama. Kita sering berdoa dalam roh (dalam bahasa yang tak dikenal); setelah kita berdoa dengan cara demikian beberapa saat, sering kali sesuatu akan terlintas dalam pikiran kita untuk berdoa dengan bahasa lain (bahasa yang kita kenal). Kita percaya dengan cara ini pikiran membantu roh-keduanya bekerja sama untuk memperoleh pengetahuan dan hikmat dari Allah bagi kita dengan cara yang dapat kita pahami.
Ø Bahsa Roh dan Tafsirannya
Kita harus mengingat bahwa karunia-karunia bukanlah bahasa roh dan terjemahannya. Terjemahan adalah penyampaian kata demi kata secara tepat dari pesan itu, sedangkan dalam tafsiran seorang memberikan pengertian dari hal yang diucapakan oranng lain, tetapi dalam gaya penafsiaran itu sendiri sebagaimana yang diungkapkan melalui kepribadian yang khas.
Ø Pikiran yang Sejahtra dan Waspada
Pikiran kita harus dipelihara dengan sejahtra. Seperti yang dikatakan Nabi Yesaya kepada kita, bila pikiran teteap tinggal pada hal-hal yang benar,maka pikiran itu akan tentram. Namun pikiran kita juga harus waspada dalam segala hal karena iblis adalah musuh kita.
9. Pikiran Melantur dan Penasaran
Kebanyakan manusia telah melewatkan waktu bertahun-tahun membiarkan pikiran mereka melantur karena mereka tak pernah menerapkan asas disiplin pada kehidupan cara berpikir mereka. Sering kali orang yang kelihatannya tak dapat memusatkan perhatian (berkonsentrasi) menyangka bahwa mental mereka tidak sempurna. Namun ketidaksanggupan berkonsentrasi dapat menjadi akibat dari bertahun-tahun membiarkan pikiran melakukan apapun yang diinginkannya dan kapan saja diinginkannya.
Ø Pikiran yang Melantur
Pengkhotbah 4:17,AOT yaitu “jagalah kakimu” berarti “janganlah hilang keseimbanganmu atau keluar dari jalur.” Perluasan frase ini menunjuk bahwa seseorang harus tetap berada pada jalurnya dengan menjaga pikirannya pada tindakan yang sedang dilakukannya, dalam perang rohani, pikiran adalah medan peperangan.
Ø Pikiran yang Mengembara
Kamus Webster mendefinisikan kata penasaran dalam bentuk kata benda sebagai “perasaan kebingunan atau keraguan” dan dalam bentuk kata kerja sebagai “dalam keraguan ragu-ragu,” dan ketidakpastian menyebabkan kebingunan. Dan ini menghalangi seseorang untuk menerima dari Tuhan, dengan iman, jawaban doa atau kebutuhannya. Seperti contoh dalam Markus 11:23,24.
10. Pikiran yang Bingung
Yakobus 1:5-8 adalah ayat Alkitab istimewa yang membantu kita memahami cara mengatasi penasaran, kebingunan dan kebimbangan. Dan cara menerima hal yang kita butuhkan dari Tuhan. King James Version menyebutnya seseorang yang bersifat mendua adalah gambaran dari keragu-raguan karena dia selalu maju dan mundur. Tidak pernah mengambil keputusan atau sesuatu. Segera setelah dia berpikir dia telah mengambil keputusan, datangklah keraguan, kebimbangan, kebingunan, sehingga dia kembali menjadi orang yang berpikiran mendua. Dia tidak yakin akan segala hal.
ü Jadilah Pelaku Firman
Yakobus 1:22, ANT mengajak kita untuk menjadi pelaku Firman dan kita harus meluangkan.
ü Percayailah Tuhan, Bukan Nalar Manusia
Tuhan memberi kita pengertian mengenai banyak hal, tetapi kita tidak pernah mengerti semua untuk berjalan dengan Tuhan dan mematuhi kehendak-Nya. Kita ingin mengalami ketenangan dalam pikiran dan hati yang datang karena kita mempercayai Tuhan, bukan mempercayai wawasan dan pengertian manusiawi kita sendiri.
ü Bertekad Untuk Tidak Mengetahui Apa-apa Kecuali Kristus
Tuhan menunjukkan kepada kita bahwa penalaran kita yang terus-menerus itu merupakan dasar dari kebingunan kita dan hal itu menghalangi kita dari menerima hal yang ingin diberikan-Nya kepada kita.
11. Pikiran yang Bimbang dan Tidak Percaya
Kamus Vine (Vine’s Expository Dictionary of Old and New Testament Words) mendefinisikan kata bimbang dalam bentuk kata kerja sebagai “….berdiri di dua jalan….mengesankan ketidakpastian untuk mengambil jalan yang mana;….dikatakan tentang orang percaya yang imannya kecil….gelisah, melalui keadaan pikiran yang bingung, ragu-ragu antara harapan dan ketakutan….”. kamus ini juga mencatat bahwa salah satu dari dua kata dalam bahasa Yunani yang diterjemahkan sebagai ketidakpercayaan selalu diterjemahkan ketidaktaatan dalam Revised Version.
Sementara kita lihat dua senjata ampuh dari musuh kita yaitu iblis, kita melihat bahwa kebimbanga menyebabkan seseorang ragu-ragu antara dua pendapat, sedangkan ketidakpercayaan menuntut ketidaktaatan.
v Kebimbangan
Kebimbangan bukanlah sesuatu yang ditaruh Tuhan di dalam diri kita. Alkitab menyatakan bahwa Tuhan memberi setiap orang…..ukuran iman (Roma 12:13, KJV). Tuhan telah menaruh iman di dalam hati kita, tetapi iblis berusaha meniadakan iman kita dengan cara menyerang kita dengan kebimbangan.
v Kebimbangn dan Ketidakpercayaan
Tuhan menaruh dan penglihatan di hati umat-Nya; mereka mulai sebagai “benih” yang kecil, sama seperti seorang wanita yang ditanami sebuah benih di rahimnya ketika dia hamil (mengandung), demikianlah kita “mengandung”, hal-hal yang diucapakan dan dijanjikan Tuhan. Selama masa “kehamilan”. Iblis berusaha keras untuk mencoba “menggugurkan” mimpi kita. Salah satu senjata yang digunakan ialah kebimbangan; senjata lainnya ialah ketidakpercayaan.
v Tetaplah Berjalan di Atas Air
Iblis mendatangkan badai ke dalam hidup kita untuk mengitimidasi kita bila badai melanda hidup kita, bersikaplah tegar, arahkan pandangan ke depan dan bertekadlah dalam Roh Kudus untuk tetap berada di luar perahu. Seringkali badai reda begitu kita berhenti dan merangkak kembali ke tempat yang aman dan tentram. Selama badai bertiup, ingatlah bahwa pikiran merupakan medan perang.
v Dilarang Ragu-ragu
Yakobus 1:5-7, ANT mengajak kita bagaimana kita meminta sesuatu tanpa ragu-ragu dan dengan iman yang percaya.
v Kebimbangan adalah Sebuah Pilihan
Kita dapat memilih pikiran kita sendiri, bila kebimbangan datang, kita harus belajar mengenal keberadaannya, katakanlah “tidak, terima kasih-dan teruslah percaya dan sebuah pilihan ada di tangan kita.”
v Ketidakpercayaan adalah Ketidakpatuhan
Matius 17:14-20 mengingatkan kita bahwa ketidakpercayaan mengantar pada ketidakpatuhan. Dalam hal ini apapun, ketidakpercayaan, seperti kebimbangan, akan menghalang kita untuk melakukan yang sesuai dengan panggilan dan urapan Tuhan atas kita.
v Perhentian Sabat
Di bawah Perjanjian Lama, sabat dihormati sebagai hari perhentian. Di bawah Perjanjian Baru, perhentian sabat ini dibicarakan sebagai suatu tempat perhentian rohani. Itu merupakan hak istimewa setiap orang percaya untuk menolak kecemasan atau kegelisahan. Kita sebagai orang percaya, kita dapat memasuki perhentian dari Tuhan.
v Hidup dari Iman ke Iman
Belajar hidup dari iman ke iman ini merupakan sebagai contoh dalam kehidupan kita sehari-hari. Menurut Roma 1:17, dengan cara itulah kebenaran Tuhan disingkapkan. Tuhan harus menyingkapkan kepada kita bahwa sebagai ganti dari hidup dari iman ke iman, kita sering kali hidup dari iman pada kebimbangan dan terus pada ketidakpercayaan. Tuhan merencanakan sebuah kehidupan yang hebat bagi kita dan jangan kita biarkan iblis mencurinya dari kita melalui dusta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar