Selasa, 14 Februari 2012

Filsafat

BAB I

FILSAFAT ABAD

PERTENGAHAN

Filsafat tidak dimulai pada Abad Pertengahan, tetapi Abad Pertengan merupakan titik tolak yang baik untuk memulai suatu catatan mengenai filsafat dan iman Kristen. Karena satu hal, keduanya mulai saling menerima; hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

I. SUMBER-SUMBER PEMIKIRAN ABAD PERTENGAHAN

Agustinus dan gereja mula-mula

Dia mengemukakan bahwa Logos (Firman atau Akal) ilahi telah memberikan pencerahan kepada para pemikir seperti Sokrates sehingga melihat segala kesalahan dari agama-agama kafir yang menyembah berhala. Kesimpulan logis pencerahan sedemikia itulah Kekristenan. Sebaliknya, penulis Latin bernama Tertulianus (+160 - +220) mencela filsafat sebagai akar timbulnya bidat, dan bersikeras bahwa hikmat dunia tanpa iman adalah sia-sia.

Filsafat Yunani

Akar pemikiran Abad Pertengahan jika di telusuri jauh kebelakang sebenarnya adalah filsafat Yunani kuno. Hampir empat Abad sebelum Kristus filsuf Atena bernama Plato (-427- -347) telah, mengajarkan bahwa dunia yang kita lihat dengan mata kita dan yang kita sentuh dengan tubuh kita di dalam realita sebenarnya hanyalah sebuah dunia bayang-bayang.

II. METAFISIKA

Secara umum bahwa pemikran pada akhir Abad Pertengahan lebih tertarik kepada hal-hal metafisika daripada fisika. Pada umumnya, pikiran-pikiran agung dari Abad Pertengahan tidak tertarik akan dunia fisika karena mereka tertarik akan realita yang sesunggunya yang mereka percayai ada di balik dunia fisika yang mereka lihat. Mereka tidak terlalu menaruh perhatian pada pertanyaan-pertanyaan ilmiah tentang gejala (fenomena) alam. Yang menarik perhatian mereka adalah hubungan antara yang natural dan yang supernatural (gaib). Hal lain di mana Abad Pertengahan tertarik kepada metafisika Nampak dalam perdebatan-perdebatan yang tak berkesudahan mengenai nalur segala sesuatu dan dalam hal bagaiman segala sesuatu itu berkaitan satu dengan yang lain jawaban-jawaban yang diberikan oleh para pemikir Abad Pertengahan sangat berbeda-beda. Orang-orang realis mengikuti Plato berpendapat bahwa alam semesta adalah riil.

III. ANSELM DAN ARGUMENTASI ONTOLOGIS

Dalam beberapa hal Anselm (+1033- +1109) boleh dianggap sebagai bagian dari penaklukan bangsa Normandia. Dia lahir di Italia dan menjadi Kepala Biara Bec di Normandia dan Uskup Agung di Canterbury. Namun dalam sejarah pemikiran Anselm secara luas dikenang dalam dua hal. Pertama, tulisannya yang pentin mengenai penebusan, Why God became Man, dimana dia berusaha memaparkan logika penebusan. Hal lain yang menyebabkan Anselm diingat adalah argumentasi ontologisnya.

IV. THOMAS AQUINAS

Aquinas adalah sama dengan Anselm yang lahir di Italia. Aquinas lahir tahun 1225-1274. Dua karya utamanya adalah Summae atau ikhtisar teologi dan filsafat yang sangat luas. Summae contra Gentiles disusun dan dimaksudkan sebagai sebuah buku pelajaran (texsbook) bagi para utusan Injil (misionaris). Summae Theologiae (yan gedisi kritis terakhirnya sampai terdiri dari 60 jilid) telah digambarkan sebagai dasar “prestasi tertinggi dari system teologis Abad Pertengahan dan dasar yang diterima untuk teologi Katolik Roma mederen”.

· Lima Jalan (The Fife Ways)

Bukti-bukti Aquinas mengenai keberadaan Allah dikenal sebagai “Lima jalan”. Semuanya itu mencakup apa yang kemudian dikenal sebagai Argumentasi Kosmologis dan Teologis (yang pertama mencari suatu kausa/ penyebab pertama dari kosmos, dan yang kedua mencari suatu perancang). Titik tolaknya adalah keyakinan bahwa keberadaan Allah tidak terbukti atau nyata dengan sendirinya kepada manusia. Itu menuntut bukti. Bukti adalah mungkin karena Allah adalah pencipta dunia.

· Doktrin tentang analogi

Aquinas menjelaskan bahwa pernyataan sah tentang Allah adalah barsifat analogis. Dengan kata perkataan lain, waktu kita menyebut Allah sebagai bapa kita, Dia tidak sepenuhnya menyerupai dan juga tidak sepenuhnya berbeda dengan apa yang terbaik dalam bapak-bapak manusia, tapi ada hal-hal yang benar-benar mirip.

V. SIGNIFIKANSI FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN

v Dua pendekatan trehadap kebenaran di dalam agama

Aquinas percaya bahwa keberadaan Allah dapat terbukti bagi manusia rasional manapun yang mau menghadapi kenyataan-kenyataan alam dan bertekad mengambil kesimpulan-kesimpulan yang tepat dengan semboyangnya, “Aku percaya supaya aku boleh mengerti , Anselm menekankan pentinya keyakinan dan iman sebagai kondisi awal sebelum mengerti kebenaran-kebenaran inti dari iman Kristen.

v Signifikansi historis dari Aquinas

di zamannya sendir sintesa Aquinas mengenai filsafat dan iman menyebabkan dia dipandang sebagai seorang pembaharu. Dalam Aquinas unsur-unsur Kekristenan tetap dapat langsung dikenali. Dalam filsuf-filsuf yang lainnya unsure filsafat sudah terlalu dibiarkan menguasai sehingga akibatnya, meskipun dianggap uraian mengenai iman Kristen dengan cara lain, melahirkan kemiripan yang sedikit kurang dari Kekristenan Perjanjian Baru.

BAB 2

DARI REFORMASI SAMPAI ABAD

PENCERAHAN

I. TEMPAT KELAHIRAN PEMIKIRAN MODERN

Periode dari Reformasi hingga Jaman Pencerahan mencakup tiga ratus tahun. Di pasal yang terakhir kita melihat bahwa Katoliksisme modern mengambil bentuknya yang tegas dari Abad Pertengahan. Teologi Protestan mengambil bentuknya dari reformasi pada abad keenam belas, dan pandangan sekuler modern mengambil dari filsafat-filsafat rasional, yang mendapat pencerahan di abad ketujuh belas dan kedelapan belas. Tiga ratus tahun ini dikuasai oleh pasang-surutnya pemikiran-pemikiran tertentu, yang telah membentuk situasi intelektual sebagaimana adanya sekarang.

Tetapi, kalau meninjau periode ini secara keseluruhan, terlihat adanya gerakan-gerakan besara tertentu. Pertama adalah penemuan kembali akan Allah, yakni pada waktu reformasi, Kedua yaitu suatu minat terhadap dunia pada umumnya dan manusia pada khususnya demi kepentingannya sendiri.

II. PARA REFORMASI DAN PENERUSNYA

LUTHER

Tokoh yang paling penting yang pertama dari reformasi di Eropa ialah Martin Luther (1483-1546). Pada mulanya Luther sangat mengharap–harapkan bahwa para penguasa atau pemimpin gereja akan menaruh perhatian. Tetapi segala seruannya untuk mengadakan pembaharuan dan segala protesnya menentang idulgensia dan penyalahgunaan lainnya di dalam Sembilan Puluh Lima Dalil-nya pada tahun 1517 serta tulisan-tulisan lainnya hanya tambah d mengkukuhkan mereka di dalam sikap atau pendirian mereka. Tulisan-tulisannya disalahkan, dan dia sendiri dikucilkan serta ditempatkan di bawah larangan penguasa.

Ø Reformasi di luar Jerman

Di tempat lain orang-orang yang berpikir bebas dan bergerak tanpa tergantung Luther merasakan panggilan yang sama dari Allah untuk mencari pembaharuan (reformasi) dalam tentang Firman Allah. Di Swiss Reformasi dipimpin oleh Zwingli (1484-1531) di kota Zurich dan Calvin (1509-64) di Jenewa. Keduanya berasal dari latar belakang yang diwarnai oleh Humanisme Renaisans, tapi keduanya menyadari bahwa Humanisme sendiri tidak cukup.

III. RASIONALISME

Rasionalisme berarti berusaha menghakimi segala sesuatuberdasarkan akal atau pikiran. Di antara orang-orang rasionalis pada abad ke-17 dan ke-18 terdapat perbedaan yang besar sekali dalam cara mereka memaparkan sistem-sistem mereka yang berbeda. Bagi mereke adalah suatu kepercayaan terhadap masuk akal (rasionalitas) alam semesta dan kesanggupan akal memahaminya.

Descartes

Seorang filsuf rasional besar (Prancis) adalah Rene Descartes (1596-1650). Dengan demikian lahirlah kesangsian Cartesian dan rasionalisme. Kesangsian Cartesian mencakup mulai dari pertimbangan falsafih serius akan segala sesuatu tentang apa kesangsian boleh dimiliki. Berdasarkan pemikiran ini, ia mulai mempercayai struktur alam semesta.

Spinoza

Dia adalah seorang panties dan dia digambarkan sebagai seorang ateis mengerikan dan sebagai mabuk Allah. Dalam argumentasinya dia menolak segala kehendak bebas, dan juga bahwa Allah dapat mengasihi manusia secara pribadi. Seluruh sistem bersifat mekanis dab tidak berpribadi seperti suatu dalil.

Leibniz

G.W. Leibniz (1646-1716) adalah seorang yang sangat pandai dalam segala bidang. Menurut dia, alam semesta dibentuk dari sejumlah monad yang tidak terhitung banyaknya, atau “substansi-substansi sederhana” tanpa “bagian-bagian” dan tanpa “pintu-pintu yang melaluinya sesuatu dapat masuk dan keluar”.

Pascal

Pada tahun 1646 pascal mengadakan kontak dengan Yansenisme, suatu gerakan Katolik dengan tekanan Agustinian yang kuat pada kebutuhan manusia akan anugerah Ilahi, yang ajarannya segera dikutuk oleh Paus Inno X pada tahun 1653.

IV. EMPIRISISME

Kaum Empirisis abad kedelapan belas terutama tertarik dengan masalah-masalah pengetahuan.

Locke

John Locke (1632-1704) adalah anak seorang pemilik tanah dan pengacara di sebuah kota kecil. Dia membuat suatu perbedaan antara iman dan akal. Dia menyebut akal sebagai “penemuan kepastian atau kemungkinan dari dalil-dalil. Iman adalah persetujuan aka suatu usulan sehingga tidak dipahami melalui pengambilan kesimpulan oleh akal.

Berkeley

Dia lahir di Irlandia (1685-1753). Maka dengan satu akal jitu yang tegas Berkeley dengan terus terang telah menyangkal keberadaan materi dan membuktikan Allah.

Hume

Dia lahir di Edinburgh dan memasuki universitas disana pada usia dua belas tahun, meninggalkannya dua atau tiga tahun kemudian. Dia menikmati karier yang memuaskan yang mencakup pemberian pembelajaran bagi seorang gila, menjadi sekretaris seorang jenderal, dan menjadi pustakawan di Edinburgh.

V. ORANG-ORANG DEISTIS DI INGGRIS DAN LAWAN-LAWAN MEREKA

1. Kebangunan Teologi Natural

Istilah Deisme dipakai dalam bahasa sehari-hari saat ini, menunjuk kepada suatu pikiran yang percayaakan Allah tetapi yang mempetakan lakukan Di seperti seorang tuan tanah yang tinggal di tempat lain. Pada mulanya Allah menciptakan dunia ini serta menggerakkannya. Tetapi sekarang Dia telah meninggalkannya bergerak sendiri, berputar menurut kemauannya sendiri agak menyerupai sebuah mesin jam. Allah ada. Namun Ia terlampau jauh untuk terlibat secara pribadi dalam kejadian hari demi hari ciptaanNya.

VI. PENCARAHAN DAN SKEPTISME DI EROPA

Di Negara-negara Eropa Rasionalisme merupakan filsafat baru dari abad ke delapan belas. Tetapi pikiran-pikiran yang ingin tahu mempertanyakan metode-metode serta akibat-akibatnya, dan mencari pandangan-pandangan alternative, meskipun tak satupun kurang rasional, mengenai realita. Salah satu filsuf yang menolak Kekristenan tradisional yakni:

Rousseau

Karir kesusastraan Rousseau dimulai pada tahun 1750 dengan karyanya yang berjudul Discourse on the Sciences and Arts, sebuah makalah yang berharga bagi universitas Dijon, dimana dia menjelaskan tesis bahwa kemajuan merusak moral umat manusia. Tema ini dijelaskan dan diuraikan dalam berbagai tulisan berikutnya. Julie, or the New Heloise (1760) menyerang kebiasaan masyarakat yang memisahkan kasih dan pernikahan.

BAB 3

GEJOLAK ABAD KE SEMBILAN BELAS

Dalam pandangan umum, Zaman Viktoria merupakan suatu zaman dimana semua orang bersama-sama menyesuaikan diri dengan undang-undang moral yang kaku dan merepaka agama yang keras, tanpa sukacita. Kenyataan abad kesembilan belas adalah zaman beriman dan sekaligus tidak beriman. Zaman itu menyaksikan pengembangan misionari yang tidak ada bandingnya, serta melihat kebangunan-kebangunan dalam bidang agama di berbagai belahan bumi ini.

Bangku-bangku gereja di dunia barat masih dipenuhi dengan barisan orang-orang beriman. Tetapi di luar gereja tidak kurang terdengar suara-suara teriakan untuk meyakinkan orang yang setia bahwa mereka sedang menipu diri mereka sendiri. Dan juga di dalam gereja-gereja dapat terdengar nada-nada yang semakin keras dari mereka yang telah mencapai kesimpulan bahwa Kekristenan tidak dapat lagi dipercayai seperti sebelumnya.

Dalam pasal ini saya akan mencoba mengambil suatu pemandangan segar abad kesemblan belas yang telah sangat mempengaruhi zaman kita sekarang, yaitu:

I. Schleiermacher

Karya yang paling penting Schleiermacher yaitu: The Christian Faith. Di masa hidupnya menggambarkan dirinya sebagai seorang Moravian yang lebih tinggi. Pada saat itu pemikirannya telah mengalami banyak perubahan, dan telah berusaha keras menggabungkan tekanan pengalaman agamawi orang-orang pietis injili dengan sikap moderat liberal terhadap Kekristenan, yang dianjurkan oleh kaum terpelajar di zamannya.

II. Hegel dan Idealisme

Idealisme

Idealisme adalah sebuah istilah yang luwes. Dalam arti yang paling luas istilah itu menunjukkan pandangan bahwa pikiran dan nilai-nilai rohani (spiritual) lebih penting dibandingkan hal-hal yang bersifat materi. Dengan demikian, itu bertentangan dengan naturalism yang menjelaskan pikiran dan nilai-nilai rohani berdasarkan hal-hal yang bersifat materi dan segala proses.

Hegel

Pada masa mudanya Hegel menulis beberapa esei mengenai Kekristenan. Namun, sebagaimana yang dikatakan penulis baru ini, Hegel tidak seperti Schelling, yang mengamalkan pendidikan filsafatnya kepada umum. Pemikiran dasar di dalam semua pengajaran Hegel yang matang ditunjukkan oleh perkataan Jerman: Geist. Yaitu sebagai pikiran atau Jiwa/Roh.

III. Kierkegaard

Bagi beberapa pembaca, analisa Kierkegaard yang mengerikan tentang segala reaksi manusia memancarkan sinar terang tingkah laku pribadi. Bagi yang lainnya dia seorang pembual yang membosankan. Dalam pikiran beberapa orang, Eksistensialisme Kierkegaard menduduki tempat yang di tinggalkan oleh idealism sebagai dasar filsafah Kekristenan. Kritik Kierkegaard mengenai Hegelianisme dapat diringkaskan dengan singkat sekali: tidak baik, dan tidak benar. Dengan jelas dia membandingkan nilai Hegelianisme dengan kesulitan berusaha berpergian melalui Denmark dengan bantuan sebuah peta kecil benua Eropa dimana Denmark terlihat tidak lebih besar daripada ujung peniti. Dia terus menertawakan argumentasi abstrak mengenai metafisika yang spekulatif.

IV. Ateisme dan Agnostisisme

Ateisme berarti ketidakpercayaan, atau penyangkalan, terhadap keberadaan Allah. Istilah ini beredar sejak akhir abad ke enam belas. Kata Agnostisisme muncul jauh lebih kemudian. Di akhir abad itu semakin banyak orang menemukan bahwa istilah Agnostisismelah yang paling tepat untuk menggambarkan kepercayaan mereka tentang agama. Tak perlu diragukan, Agnostisisme metafisikanya Kant telah merembes masuk semakin dalam pada bacaan dan pemikiran murid-muridnya, rohaniwan atau yang lainnya.

V. Kecenderungan Teologi

Sejarah kecenderungan teologi di masa modern adalah suatu objek pada dirinya sendiri. Sebenarnya layak untuk di pelajari lebih dekat dan mendalam daripada yang dicakup buku ini. Namun demikian, tidak mungkin untuk mengerti situasi agama kontemporer tanpa suatu pengetahuan tentang apa yang terjadi dalam perkembangan teologi 200 tahun sebelumnya. Oleh karena itu, pada bagian akhir pasal ini, saya akan mencoba menyoroti beberapa kecenderungan teologi yang penting abad ke-19 dan mencatat kaitannya dengan filsafat.

Teologi Liberal

Ada beberapa tulisan Strauss tentang “kehidupan Yesus”. Tetapi magnum opus-nya adalah karya pertamanya, yang juga telah membuka karier akademiknya. Karya Strauss Life of Jesus muncul tahun 1835-1836. Karya ini menolak sama sekali dasar-dasar sejarah elemen supranatural dalam Injil. Semua itu dianggap sebagai legenda atau mitos yang tak sengaja terbentuk di antara masa kematian Yesus sampai penulisan Injil pada abad ke-2.

Tetapi, lanjut Strauss, itu bukan berarti berakhirnya semua agama yang benar. Apa yang dihancurkan secara kritis, masih dapat diselamatkan dengan pertolongan filsafat Idealis dari Hegel. Karena yang terpenting bukanlah persoalan-persoalan kecil dalam sejarah, tetapi manifestasi dari Roh yang tak terbatas di dalam dunia terbatas. Dan Hegel berpegang teguh, bahwa inilah tema inti dari sejarah, filsafat dan agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar